Revolusi Spanyol Sebuah Pengantar

robinsonDi Spanyol, dengan cepat 60% lebih tanah berhasil dikolektivisasi dan dikelola petani secara mandiri, tanpa tuan tanah, majikan, dan tanpa organisasi kapitalis untuk memacu produksi. Di hampir semua industri, pabrik-pabrik, bengkel kerja, jasa transportasi, pelayanan publik, ditata kembali sehingga proses produksi, distribusi, dan pelayanan publik dikuasai tanpa kapitalis, manajer, atau otoritas negara.

Revolusi Spanyol jauh dari kata perebutan kekuasaan, jauh melampaui situasi Rusia di tahun 1917-1921 dan setelahnya. Situasi yang selama ini dipandang utopis, dan menjadi cerminan tentang ide-ide Sosialisme Libertarian menjadi kenyataan.

Pada 19 Juli 1936, kaum buruh dan petani Spanyol bersama-sama membangun kekuatan merebut  dan mengambil-alih pabrik, tanah, dan fasilitas publik. Kawasan industri di kota besar seperti Catalonia diambil alih dan dikontrol langsung oleh pekerja, sementara di kawasan pedesaan, petani membentuk kolektif-kolektif dan melakukan pengambilalihan tanah (reclaim) dan menjalankan proses produksi swakelola.

Polisi yang selama ini menjadi alat negara untuk menindas, segera digantikan dengan patroli pekerja bersenjata baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan. Setidaknya, terdapat kurang lebih delapan juta rakyat Spanyol ikut ambil bagian dalam transformasi sistem kapital-isme menuju sistem swakelola yang lebih dikenal dengan Sosialisme Libertarian.

Situasi ini tidaklah lahir dari kebaikan para wakil rakyat melainkan dari kondisi buruh dan petani yang sangat terpengaruh oleh ide-ide anarkisme sejak jauh sebelum revolusi ini dimulai.

Anarkisme di Spanyol sudah sejak lama telah dikenal. Adalah Giuseppi Pinelli, seorang yang memiliki hubungan dekat dengan Mikail Bakunin, yang memperkenalkan ide ini ke masyarakat Spanyol sejak 1868. Pengaruh anarkisme dengan cepat dapat mempengaruhi buruh dan petani di Spanyol, hal ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi dan budaya masyarakat Spanyol yang sangat dekat dengan ide-ide anarkisme, corak ini dapat kita lihat dari kondisi ekonomi petani yang merasa sangat menderita akibat keserakahan tuan tanah, proses industrialisasi yang didorong pemerintah Spanyol, serta budaya kolektif petani yang masih terikat erat. Di sisi lain, pengaruh ide anarkis dengan mudah diterima di kalangan pekerja kota karena tawaran tentang taktik aksi langsung, solidaritas dan federasi, membuat mereka dengan mudah dapat berhubungan untuk melawan kapitalisme dan negara.

Proses pengorganisiran semakin dimassifkan demi membangun kesadaran rakyat Spanyol. Dalam proses ini, peran Confederación Nacional del Trabajo (CNT), sebuah serikat buruh anarko-sindikalis menjadi sangat krusial dalam besarnya peningkatan penerimaan terhadap ide-ide anarkisme. CNT didirikan pada tahun 1919, dan beranggotakan dua juta lebih pekerja yang menjadikannya serikat buruh terbesar di Spanyol.

Dua tujuan utama CNT adalah menjadi media untuk para pekerja melawan pemilik perusahaan, dan melakukan revolusi sosial melalui pengorganisiran pekerja dan rakyat miskin kota untuk merebut pabrik, tanah, serta pertambangan. CNT merupakan garda depan revolusioner kala itu.

Menjadi organisasi besar tidak lantas membuat CNT menjadi sentralistik dan birokratis. Berbasis ide-ide anarkisme, semua keputusan organisasi dikendalikan sepenuhnya oleh anggota melalui demokrasi langsung. Hal ini pulalah yang menjadikan pekerja mampu lebih memaksimalkan solidaritas dan kemandiriannya.

Kekuatan utama dari Revolusi Spanyol adalah proses peng-organisiran dan pendidikan yang dilakukan secara massif dan terorganisir. Para anarkis dan libertarian secara massif mem-produksi koran, majalah, makalah, dan buku, mendirikan sekolah libertarian, pusat-pusat kesenian dan kebudayaan, koperasi, organisasi pemuda anarkis (Youth Libertarian), dan organisasi perempuan. Mereka menerapkan ide-ide dasar pada semua lapisan masyarakat serta memastikan bahwa semua orang-orang bisa melihat anarkisme merupakan praktek yang relevan bagi mereka.

Bertahun-tahun gelombang kolektiv-isasi mewarnai Spanyol, tembok-tembok di perkotaan penuh dengan coretan simbol anarkis, dan bendera merah hitam dikibarkan. Situasi Spanyol begitu mencerminkan kemerdekaan pekerja dalam melakukan manajemen serta kontrol langsung terhadap proses produksi.

Sebelum musim panas 1936, secara rahasia Franco merencanakan penyerangan kota-kota yang telah dikuasai oleh rakyat. Mengetahui rencana ini, CNT mendesak pemerintah melalui Kolonel Escofet, Kepala Kepolisian Republik di Catalonia, agar memberikan senjata kepada seluruh pekerja agar bisa melakukan perlawanan. Escofet sebenarnya juga telah mengetahui rencana Franco, namun ia berbohong bahwa penyerangan itu telah digagalkan. Padahal pada 17 Juli 1936, pasukan Franco akhirnya menyerang. Terungkaplah kebohongan peme-rintah. Sontak hal ini menimbulkan kehancuran bagi para pekerja di Sevilla dan semakin menguatkan kekuatan Franco.

Di pihak lain, partai-partai Kiri menunjukan sifat yang menjijikan karena tidak menunjukan keberanian dalam melawan otoritas pemerintah. Mereka justru lebih memilih jalur negosiasi dengan militer ketimbang memper-senjatai rakyat. Kondisi ini diperparah karena mayoritas pekerja tidak mengetahui kondisi Spanyol saat itu.

Setelah kaum fasis pimpinan Franco mendeklarasikan diri mengambil alih Spanyol, sebuah kekeliruan justru terjadi manakala melalui komite sentral anti-fasis yang diusulkan pemerintah Catalonia, CNT bersepakat bergabung dalam pemerintahan. Komite ini terdiri dari Kaum Republik, Sosialis, Partai Komunis, POUM, dan kelompok Anarkis. Keputusan CNT bergabung dengan koalisi anti-fasis dipengaruhi oleh situasi perang Spanyol saat itu. Franco yang didukung oleh fasis Itali dan Jerman secara terus menerus melakukan gempuran ke wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh pekerja. Karena kekurangan sumberdaya, serta senjata membuat CNT semakin ter-desak, hal ini diperparah bahwa pihak Komunis melakukan penghianatan dan tidak pernah bersungguh-sungguh dalam melakukan perlawanan.

Selain faktor kekurangan sumberdaya dan persenjataan, keputusan CNT untuk bergabung dengan komite sentral dilakukan untuk menangkal serangan dari pihak anti-fasis sendiri. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pihak anti-fasis tidak menginginkan kemenangan dari para anarkis.

Keputusan CNT bukanlah hal yang patut dibenarkan. Kesalahan utama CNT adalah bahwa mereka lebih memilih untuk bergabung dengan pemerintah ketimbang mempercayai gerakan rakyat yang terbukti mampu melakukan perjuangan dan mewujud-kan revolusi sosialnya sendiri. Mereka juga harus menerima fakta bahwa, keputusan mereka bergabung dengan pemerintah ternyata tidak merubah apa-apa. Kenyataanya, kaum liberal, Komunis, nasionalis, dan semua kekuatan Kiri melakukan persekong-kolan demi mengamankan kekuasaan mereka. Salah satu contohnya adalah saat pembagian sumberdaya, senjata dan peralatan di berbagai sektor, yang justru dibagi atas kepentingan politik.

Komunis dan sekutunya bahkan memilih berdiam diri melihat kehancuran kolektif saat mereka merasa kolektif tersebut diindikasikan berafiliasi dengan pihak anarkis. Tidak hanya mengabaikan kehancuran kolektif yang berafiliasi dengan kaum anarkis, PEC (Partai Komunis) yang dibantu oleh pasukan dan persenjataan Stalinis meluncurkan serangan langsung pada kolektif anarkis dan seluruh komite revolusioner.

Hal yang paling menetukan dari kehancuran gerakan ini terjadi pada bulan Mei 1937, pasukan komando Catalan yang dipimpin Komisaris Keselamatan Publik Komunis mencoba untuk merebut gedung telekomunikasi CNT yang berada di Barcelona. Serangan tersebut telah memicu terjadinya pemogokan serta pem-berontakan dari para kelas pekerja Catalan. Amarah kelas pekerja benar-benar menggiring mereka untuk mengepung kota Barcelona, mereka menyebar dan melakukan pengepung-an terhadap tentara Komunis sehingga dengan sendirinya tentara Komunis menyerahkan senjata mereka kepada pekerja.

Peristiwa 3-8 Mei ini benar-benar menunjukan kekuatan pekerja yang sesungguhnya. Mereka melakukan pemogokan, pemberontakan, dan perlawan terhadap pihak Komunis. Namun sekali lagi, penghianatan dilakukan oleh petinggi CNT yang telah menjadi menteri di pemerintahan. Melalui Montseny dan Garcia Oliver, kelas pekerja dipaksa meletakan senjata dan kembali ke rumah mereka.

Revolusi ini berakhir di tanggal 1 April 1939, saat Franco secara sistemis melakukan pembantaian terhadap sekitar 200.000 lawan politiknya. Tidak ada upaya ideologis yang dilakukan secara serius selama Franco melakukan pembantaian. Hal ini juga tidak terlepas dari praktek-praktek yang telah dilakukan oleh pekerja Spanyol, mereka dapat menjadi inspirasi gerakan pekerja di tempat lain, sehingga dapat menjadi ancaman bagi para pemimpin negara Komunis seperti Uni Soviet.

Hilangnya kekuatan pekerja Spanyol bukanlah karena kecacatan teori anarkisme, melainkan dari faktor eksternal terutama karena telikung dan hianat kaum Komunis, bungkamnya pers internasional, dan kesalahan-kesalahan petinggi CNT. Seharusnya, perlawanan pekerja di bulan Mei 1937 menjadi kemenangan di Catalona sehingga ini dapat menjadi inspirasi bagi pekerja di tempat lain. Namun sekali lagi, setelah 1936 CNT telah menjadi serikat yang birokratis. Tidak mengejutkan bila pada Mei 1937, mereka menggiring pekerja untuk menghentikan kemenangan yang sudah di depan mata.

Berbagai kesalahan dalam praktek yang dibangun oleh CNT justru mem-perlihatkan dan mengajarkan secara seksama bahwa revolusi tidak akan bisa berkompromi dengan struktur kekuasaan negara, bahwa fasisme hanya bisa runtuh apabila kita menghancurkan sistem yang melahirkannya yaitu kapitalisme.

Kaum pekerja Spanyol telah banyak memberikan pelajaran kepada pekerja di seluruh dunia, mereka telah banyak memperlihatkan kemampuan kelas pekerja, sesuatu yang selama ini dipandang sebagai hal yang utopis, dan menjelma menjadi jawaban dari perjuangan melawan negara dan kapitalisme. Proses pengorganisiran, pendidikan yang dilakukan secara massif, pembentukan kolektif-kolektif, manajemen horizontal, serta ekonomi yang dibangun secara swakelola telah terbukti mampu mengantar kelas pekerja ke bentuk terbaik yang pernah mereka capai. Sebagaimana catatan  Murray Bookchin tentang situasi Spanyol, “Sebelum dan sesudah 1936 kaum pekerja Spanyol telah menunjukan kekuatan yang luar biasa radikal, mereka telah menjadi cerminan masyarakat yang dicita-citakan oleh kaum anarkis.”][

Andi Pattuangi
* Penulis adalah anggota Perhimpunan Merdeka

Leave a comment